Menuju Pelabuhan Pulau Baai Jadi Pintu Gerbang Eksport-Import
23/08/17
Konsolidasi pelaku usaha CPO dan kopi Bengkulu, bersama Plt Gubernur (kanan) |
Guna Meningkatkan nilai tambah produk dan peluang pasar komoditas perkebunan sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah khususnya Crude Palm Oil (CPO) dan kopi, Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu menggelar pertemuan dan konsolidasi pelaku usaha CPO dan kopi bersama pelaksana tugas (Plt) Gubernur Rohidin Mersyah.
Eksport komoditas pertanian dan tambang menjadi pilihan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Bengkulu. Plt gubernur mengatakan pintu keluar masuk terhadap komoditas produksi Bengkulu harus berada pada control pemerintah dan pelaku usaha memanfaatkan infrastruktur strategis yang ada. Pulau Baai diharapkan menjadi gerbang eksport import sehingga komoditas pertanian Bengkulu langsung didistribusikan tanpa melalui daerah tetangga. Selain keuntungan petani bertambah, dampaknya Bengkulu mendapatkan nama sebagai aktor dan pelaku eksport.
“Saya melihat potensi Pulau Baai pintu masuk eksport-import peluangnya besar sekali, CPO dan kopi kita pastikan pintu keluarnya adalah Pulau Baai. dengan begini nilai tambah petani akan naik neraca belanja eksport-import akan positif ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Pulau Baai siap untuk melaksanakan peran itu itu dan jika petani juga siap dan akan muncul pelaku usaha baru,” tegas Plt Gubernur Rohidin Mersyah.
Dalam kesempatan ini, Plt Gubernur Bengkulu juga menginstruksikan agar segera mendaftarkan komoditas produk asli Bengkulu diantaranya, Bunga Raflesia sebagi ikon Provinsi Bengkulu, Kain Besurek, Alat Musik Dol, Jeruk Kalamansi, Pisang Curup dan Itik Talang Benih.
“Ini komoditas yang bisa jadi identitas daerah dan punya nilai ekonomi jangan sampai produk ini diklaim oleh daerah lain,” ujar Rohidin.
Data yang disampaikan Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura Dan Perkebunan, Rasmawan, sektor pertanian saat ini mempunyai peranan penting terhadap perekonomian daerah sebagai penyumbang produk domestic regional bruto 38,34 %. Kelapa sawit dan kopi merupakan komoditas andalan dari 16 komoditas yang ada di Provinsi Bengkulu.
Saat ini Bengkulu memiliki kiloan kopi unggulan diantaranya Sehasence, Sintaro 1, Sintaro 2 dan Sintaro 3, dikembangkan didaerah Kepahiang dan Rejang Lebong yang dikeluarkan Kementerian Pertanian. Kopi Bengkulu juga masuk 10 besar kopi terbaik nasional. Namun menurut Rasmawan saat ini kopi Bengkulu belum terdaftar memiliki sertifikat indikasi geografis (IG) yang akan memberikan nilai tambah pada kopi tersebut.
Sebagai langkah mendukung Visit 2020 Wonderful Bengkulu, pada tahun 2018 juga akan dibangun kampung kopi di kawasan perkebunan kopi Kabupaten Rejang Lebong.
Sementara itu general manager pelindo Drajat Sulistio menuturkan, Peti Kemas dan CPO saat ini sudah bisa eksport dari pelabuhan Pulau Baai. Sudrajat berharap langkah ini diikuti produk komoditas lain. Untuk proses eksport dikatakannya Pelindo membuka kantor pelayanan 7 hari seminggu hingga pukul 10 malam. Disana akan dijelaksan prosedur ekport barang.
“Kami buka kantor pelayanan 7 hari sampai jam 10 malam, silahkan untuk datang ke kantor kami dan akan kami layani bagaimana prosesnya” katanya. (Fredi-Media Center Pemprov)