Senja Kala Koran Harian Lokal di Kabupaten Rejang Lebong
29/04/18
SABTU, 28 April 2019 menjadi hari yang bersejarah sekaligus mengejutkan bagi karyawan/wartawan Surat Kabar Harian Radar Pat Petulai (RPP), sebuah surat kabar harian lokal pertama yang berdiri di Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu.
Bagaimana tidak mengejutkan? Meskipun selama ini (mungkin) berjalan dengan terseok-seok, tanpa ada kabar sebelumnya, tiba-tiba di pagi hari awak RPP membaca pengumuman di medianya sendiri, bahwa per 28 April 2019 merupakan edisi terakhir Harian RPP. Seperti mimpi, antara percaya dan tidak, bahwa itulah kenyataan yang harus diterima. Iya, sebagai karyawan hanya bisa menerima, apapun keputusannya.
Sabtu pagi, seluruh awak RPP berkumpul. Tak banyak kata, tak banyak bicara, hanya tampak wajah-wajah murung, dirundung duka. Bukan soal hilangnya satu pekerjaan, tapi jauh lebih dari itu. Yakni, kebersamaan. Harian RPP bukan hanya sekedar perusahaan tempat bernaung menggantungkan hidup. Tapi sudah menjadi keluarga besar, seperti rumah kedua tempat berbagi suka dan duka. Baik itu sebagai karyawan atau pun mantan karyawan. Contohnya, banyak mantan karyawan/wartawan RPP yang saat ini sudah menjadi PNS, Komisioner KPU, politisi, dan sebagainya tetap mejalin komunikasi yang baik dengan RPP.
Tutupnya anak pertama RB Media Grup ini cukup mengejutkan banyak pihak, termasuk seluruh masyarakat Rejang Lebong, bahkan Provinsi Bengkulu. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa koran lokal ini bisa tutup. Banyak pula yang menyayangkan dan berharap RPP bisa kembali hidup. Hingga detik ini pun, masih banyak telepon atau WA yang hendak memastikan tentang kabar duka ini. Tapi, keputusan sudah diambil, koran RPP sudah "dikubur".
Bagaimana tidak mengejutkan? Meskipun selama ini (mungkin) berjalan dengan terseok-seok, tanpa ada kabar sebelumnya, tiba-tiba di pagi hari awak RPP membaca pengumuman di medianya sendiri, bahwa per 28 April 2019 merupakan edisi terakhir Harian RPP. Seperti mimpi, antara percaya dan tidak, bahwa itulah kenyataan yang harus diterima. Iya, sebagai karyawan hanya bisa menerima, apapun keputusannya.
Sabtu pagi, seluruh awak RPP berkumpul. Tak banyak kata, tak banyak bicara, hanya tampak wajah-wajah murung, dirundung duka. Bukan soal hilangnya satu pekerjaan, tapi jauh lebih dari itu. Yakni, kebersamaan. Harian RPP bukan hanya sekedar perusahaan tempat bernaung menggantungkan hidup. Tapi sudah menjadi keluarga besar, seperti rumah kedua tempat berbagi suka dan duka. Baik itu sebagai karyawan atau pun mantan karyawan. Contohnya, banyak mantan karyawan/wartawan RPP yang saat ini sudah menjadi PNS, Komisioner KPU, politisi, dan sebagainya tetap mejalin komunikasi yang baik dengan RPP.
Tutupnya anak pertama RB Media Grup ini cukup mengejutkan banyak pihak, termasuk seluruh masyarakat Rejang Lebong, bahkan Provinsi Bengkulu. Banyak yang bertanya-tanya, mengapa koran lokal ini bisa tutup. Banyak pula yang menyayangkan dan berharap RPP bisa kembali hidup. Hingga detik ini pun, masih banyak telepon atau WA yang hendak memastikan tentang kabar duka ini. Tapi, keputusan sudah diambil, koran RPP sudah "dikubur".
Foto bersama setelah pelaksanaan Fun Bike bekerja sama dengan ISSI RL dan Kodim 0409/RL |
Sejak berdiri 1 November 2006 lalu, sudah banyak kontribusi yang dilakukan Harian RPP mengangkat nama daerah, Kabupaten Rejang Lebong khususnya. Sudah banyak event-event besar yang dilakukan dan berhasil mencetak sejarah di Kabupaten Rejang Lebong.
Seperti, Jalan Sehat dengan peserta hingga puluhan ribu orang dalam rangka HUT Kota Curup, baik di masa Bupati Suherman mau pun masa Bupati Ahmad Hijazi. Fun Bike dalam rangka HUT TNI dengan jumlah peserta terbanyak hingga 600an orang lebih.
Kemudian, dalam rangka mendukung program Pemkab Rejang Lebong mewujudkan Kota Wisata, Harian RPP melakukan gebrakan lomba mewarnai Mamamia di Objek Wisata Suban Air Panas, yang mungkin belum pernah dilakukan organisasi mana pun di Rejang Lebong, dengan jumlah peserta ribuan orang. Serta, puluhan event-event lainnya yang berhasil diselenggarakan Harian RPP.
Namun, lagi-lagi apa yang pernah dilakukan tersebut hanya menjadi catatan sejarah sepanjang perjalanan Harian RPP. Kini, Surat Kabar Harian lokal pertama di Rejang Lebong ini hanya menjadi cerita, bahwa dulu pernah ada koran lokal yang sudah berkontribusi 10 tahun lebih di kabupaten tertua di Provinsi Bengkulu ini.
Kepada seluruh mantan karyawan/wartawan Harian RPP, berbanggalah kalian pernah menjadi bagian dari sejarah ini, hingga di titik penghabisannya. Yakinlah, Tuhan Yang Maha Esa sudah mengatur hidup umatnya. Matinya Harian RPP, bukan berarti matinya karya-karya besar kalian. Tetap semangat dan teruslah berkarya. Bravo!
(Mantan) Redaktur Harian RPP
Iman Kurniawan
Namun, lagi-lagi apa yang pernah dilakukan tersebut hanya menjadi catatan sejarah sepanjang perjalanan Harian RPP. Kini, Surat Kabar Harian lokal pertama di Rejang Lebong ini hanya menjadi cerita, bahwa dulu pernah ada koran lokal yang sudah berkontribusi 10 tahun lebih di kabupaten tertua di Provinsi Bengkulu ini.
Kepada seluruh mantan karyawan/wartawan Harian RPP, berbanggalah kalian pernah menjadi bagian dari sejarah ini, hingga di titik penghabisannya. Yakinlah, Tuhan Yang Maha Esa sudah mengatur hidup umatnya. Matinya Harian RPP, bukan berarti matinya karya-karya besar kalian. Tetap semangat dan teruslah berkarya. Bravo!
(Mantan) Redaktur Harian RPP
Iman Kurniawan