Pencinta Kopi Wajib Coba Kopi Luwak Tun T’Jank
07/06/18
Foto: Facebook Rio Ramadhan |
SEMINGGUmenjelang lebaran tahun 2018, suasana Kota Curup mulai ramai. Sepertinya, warga Kota Curup yang selama ini berada di perantauan mulai berdatangan. Mereka ingin merayakan Idul Fitri bersama keluarga di Curup.
Suasana seperti ini hampir terjadi setiap tahun. Biasanya mereka datang tidak sendiri, tetapi datang bersama keluarga, bahkan sanak famili yang ingin merasakan suasana lebaran di Kota Curup. Seperti malam ini (Kamis, 7/6/2018), tampak rombongan keluarga sedang menikmati suasana malam di Lapangan Setia Negara. Dari gerak-geriknya, tampak sekali kalau mereka datang dari jauh dan ingin sekali menikmati suasana Kota Curup yang katanya sejuk ini.
Sayangnya, keindahan malam di Lapangan Setia Negara harus tercoreng oleh aksi balap liar segelintir pemuda pandir. Mengapa dibilang pandir, ya karena mereka melakukan aksi balap tidak menggunakan atribut lengkap untuk keselamatan, bahkan tidak mengenakan helm. Apalagi aksi tersebut dilakukan di tengah keramaian. Mereka ini, jika benar-benar turun ke arena balap, biasanya tidak pernah menang. Jangankan menang, ikut mendaftar pun rasanya tidak. Aneh memang.
Belum lagi suara ledakan mercon/petasan di luar batas. Selain membuat telinga tuli, bisa-bisa bikin kita jantungan. Mudah-mudahan, kegiatan-kegiatan yang merusak kenyamanan lingkungan ini bisa segera diatasi oleh pihak-pihak terkait. Guna mendukung program Bupati Rejang Lebong mewujudkan Rejang Lebong sebagai kota wisata.
Kopi Luwak Tun T’Jank
Mumpung sekarang sedang pulang kampung alias mudik. Jika anda pencinta kopi, saya rasa wajib mencoba Kopi Luwak Tun T’Jank dari varietas Sintaro (Sindang Dataran Robusta) ini. Menikmati Kopi Luwak Tun T’Jank bersama keluarga, sembari merasakan dinginnya suhu Kota Curup rasanya merupakan perduan yang pas, menambah suasana keakraban.
Mengapa Kopi Luwak Tun T’Jank ini wajib dicoba? Karena Kopi Luwak Tun T’Jank berasal dari kopi varietas Sintaro yang tidak akan anda temui di daerah lainnya. Kopi Sintaro merupakan varietas kopi unggulan Kabupaten Rejang Lebong yang unik dengan cita rasanya yang khas.
BACA: Sintaro, Kopi Unggulan Rejang Lebong
Jangan kaget kalau harganya jauh berbeda jika dibandingkan kopi biasa. Kopi Luwak Tun T’Jank ini dibanderol Rp 70 ribu per 200 gram atau Rp 350 ribu per Kilogram. Harga tersebut sangat wajar dan cenderung masih cukup murah jika dibandingkan harga kopi luwak dari daerah lainnya. Sedangkan, Kopi Luwak Tun T’Jank ini merupakan kopi dengan kualitas tinggi. Sayangnya, produksi Kopi Luwak Tun T’Jank ini masih sangat terbatas. Jadi, siapa yang cepat dia yang dapat.
Untuk mendapatkan kopi luwak ini, anda bisa membelinya di kedai kopi mobil Tun T’Jank, yang biasanya mulai buka lapak di bulan ramadahan ini sekira pukul 17.00 WIB hingga pukul 00.00 WIB (terkadang sampai pukul 02.00 WIB), tepat di pojok lapangan Lapangan Setia Negara atau di depan Puskesmas Curup menggunakan mobil pick up warna hitam yang sudah dimodifikasi menjadi kedai kopi.
Selain membeli kopi dalam bentuk kemasan, anda juga bisa menyeruput kopi luwak ini langsung di kendai kopi Tun T’Jank. Di sini anda bisa merasakan berbagai macam menu kopi racikan Rio Ramadhan. Sekali mencoba, hmm.. silakan anda mencoba sendiri. Sebab, saya tidak bisa mengungkapkannya dengan kalimat yang tepat, selain kata nikmat dan mantap. Harga Kopi Luwak Tun T’Jank ini dibanderol Rp 20 ribu per gelas semua menu.
Menu Lainnya
Bukan hanya kopi luwak, di Kendai Kopi Mobil Tun T’Jank ini, anda juga dapat mencoba berbagai macam menu kopi robusta dan arabica dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari Rp 6 ribu hingga Rp 10 ribu. Seperti:
- Espresso Rp 6 ribu
- Americano Rp 6 ribu
- Latte Rp 10 ribu
- Tubruk Rp 6 ribu
- Robusta Vietnam Drip Rp 7 ribu
- Coffee Milk Rp 8 ribu
- Najank Coffee Rp 8 ribu
- Cappuccino Rp 10 ribu
Semua harga di atas untuk kopi jenis robusta, untuk menu kopi arabika anda hanya menambah kocek Rp 5 ribu.
Nah, bagaimana? Apakah anda tertarik untuk mencobanya. Kalau saya sudah pasti tertarik, karena hampir setiap malam saya nongkrong di kedai kopi mobil yang dimodifikasi menjadi sebuah kedai. Selain menikmati kopi, di kedai ini juga kita bisa belajar langsung dari Rio Ramadhan, bagaimana meracik kopi, macam-macam jenis kopi dan bagaimana awalnya dia memulai usaha ini. Siapa tahu anda terinspirasi dan ingin membuka kedai kopi setelah kembali dari Kota Curup ini.(*)