SUKU SERAWAI JEME KITE
12/12/19
Oleh: Andriadi Achmad
KOPICURUP,ID - Suku Serawai merupakan suku asli terbesar kedua di provinsi Bengkulu yaitu sekitar (-+) 18 - 20 % dari populasi masyarakat secara keseluruhan. Secara umum, suku Serawai mayoritas mendiami 3 (Tiga) kabupaten yaitu kabupaten Seluma, kabupaten Bengkulu Selatan, dan kabupaten Kaur.
Secara geografis, ketiga wilayah suku Serawai tersebut berada digaris pantai yang terbentang dari kabupaten Kaur sampai kota Bengkulu. Sehingga layak disebut wilayah pesisir serta berada digaris pantai merupakan destinasi pariwisata yang indah dan menawan.
Secara tradisional, suku Serawai hidup dari kegiatan di sektor pertanian, khususnya perkebunan jenis tanaman keras, misalnya cengkeh, kopi, kelapa, dan karet. Meskipun demikian, mereka juga mengusahakan tanaman pangan, palawija, hortikultura, dan peternakan untuk kebutuhan hidup.
SEJARAH SUKU SERAWAI
Asal-usul suku Serawai masih belum bisa dirumuskan secara ilmiah, baik dalam bentuk tulisan maupun dalam bentuk-bentuk publikasi. Secara umum, asal-usul suku Serawai hanya diperoleh dari uraian atau cerita dari orang-orang tua. Sudah tentu, sejarah tutur seperti ini cenderung masuknya unsur-unsur legenda atau
dongeng sehingga sulit untuk membedakan dengan yang bernilai sejarah.
Lalu, ada satu tulisan ditemukan di makam Leluhur Semidang Empat Dusun terletak di Maras-Talo. Tulisan tersebut ditulis di atas kulit kayu dengan menggunakan huruf menyerupai huruf Arab kuno. Namun sayang sekali sampai saat ini belum ada di antara para ahli yang dapat membacanya.
Berdasarkan cerita para leluhur, suku bangsa Serawai berasal dari leluhur bernama Serunting Sakti bergelar Si Pahit Lidah. Asal-usul Serunting Sakti sendiri masih gelap, ada beberapa cerita DNA informasi terkait hal tersebut
Pertama, sebagian orang mengatakan bahwa Serunting Sakti berasal dari suatu daerah di Jazirah Arab yang datang ke Bengkulu melalui kerajaan Majapahit. Di Majapahit, Serunting Sakti meminta sebuah daerah untuk didiaminya, oleh Raja Majapahit diperintahkan untuk memimpin di daerah Bengkulu Selatan.
Kedua, ada pula pendapatan lain dimana Serunting Sakti berasal dari langit, turun ke bumi tanpa melalui rahim seorang ibu. Ketiga, ada pula yang berpendapat bahwa Serunting Sakti adalah anak hasil hubungan gelap antara Puyang Kepala Jurai dengan Puteri Tenggang. Di dalam Tembo Lebong terdapat cerita singkat mengenai seorang puteri yang bernama Puteri Senggang. Puteri Senggang adalah anak dari Rajo Megat, yang memiliki dua orang anak yakni Rajo Mawang dan Puteri Senggang.
Dalam tembo tersebut kisah mengenai Rajo Mawang terus berlanjut. Sedangkan kisah Puteri Senggang terputus begitu saja. Hanya saja ada disebutkan bahwa Puteri Senggang terbuang dari keluarga Rajo Mawang. Apabila kita simak cerita tentang kelahiran Serunting Sakti, diduga ada hubungannya dengan kisah Puteri Senggang ini dan ada kemungkinan bahwa Puteri Senggang inilah yang disebut oleh orang Serawai dengan nama Puteri Tenggang.
Dikisahkan bahwa Puyang Kepala Jurai yang sangat sakti jatuh cinta kepada Puteri Tenggang, tapi cintanya ditolak. Namun berkat kesaktiannya, Puyang Kepala Jurai dapat melakukan hubungan seksual dengan puteri Tenggang, tanpa disadari oleh puteri itu sendiri. Akibat dari perbuatan ini Puteri Tenggang menjadi hamil. Setelah Puteri Tenggang melahirkan seorang anak perempuan yang diberi nama puteri Tolak Merindu barulah terjadi pernikahan antara Putri Tenggang dengan Puyang Kepala Jurai, itupun dilakukan setelah puteri Tolak Merindu dapat berjalan dan bertutur kata.
Setelah pernikahan tersebut, keluarga Puyang Kepala Jurai belum lagi memperoleh anak untuk jangka waktu lama. Kemudian Puyang Kepala Jurai mengangkat tujuh orang anak, yaitu: Semidang Tungau, Semidang Merigo, Semidang Resam, Semidang Pangi, Semidang Babat, Semidang Gumay, dan Semidang Semitul. Setelah itu barulah Puyang Kepala Jurai memperoleh seorang putera yang diberi nama Serunting. Serunting inilah yang kemudian menjadi Serunting Sakti bergelar Si Pahit Lidah.
Serunting Sakti berputera tujuh orang, yaitu : Serampu Sakti yang menetap di Rantau Panjang (sekarang termasuk marga Semidang Alas) Bengkulu Selatan;
Gumatan yang menetap di Pasemah Padang Langgar-Lahat; Serampu Rayo yang menetap di Tanjung Karang Enim- Lematang Ilir Ogan Tengah (LIOT); Sati Betimpang yang menetap di Ulak Mengkudu-Ogan; Si Betulah yang menetap di Saleman Lintang-Lahat; dan Si Betulai yang menetap di Niur Lintang- Lahat; Bujang Gunung yang menetap di Ulak Mengkudu Lintang-Lahat.
Putera Serunting Sakti yang bernama Serampu Sakti mempunyai 13 orang putera yang tersebar di seluruh tanah Serawai. Serampu Sakti dengan anak-anaknya ini dianggap sebagai cikal-bakal suku Serawai. Putera ke-13 Serampu Sakti yang bernama Rio Icin bergelar Puyang Kelura mempunyai keturunan sampai ke Lematang Ulu dan Lintang.
Bersambung...
Jakarta, 13 Desember 2019
Referensi :
- www.kompasiana,com
(29 Oktober 2012)
- Tambo Rejang
- BPS Tahun 2003 dan BPS Tahun 2011