Begini Reaksi Tubuh Setelah Divaksin Sinovac
Salah seorang jurnalis saat disuntik vaksin |
KOPICURUP.ID - Sampai sampai ini masih banyak orang yang menolak atau enggan disuntik vaksin Covid-19 Sinovac. Sebab, mereka menerima informasi yang simpang siur. Celakanya, terkadang informasi yang diterima itu dari orang yang tidak berkompeten dibidangnya. Lalu tersebar secara berantai, baik itu di medsos atau via whatsapp. Sebagai orang awam, wajar kalau akhirnya ragu-ragu ketika akan divaksin.
Lalu, seperti apa sih rasanya setelah suntik vaksin sinovac buatan Tiongkok itu? Bagaimana reaksi tubuh kita? Berikut liputannya.
Senin (15/3/2021) sekira 18 orang jurnalis yang terhimpun dalam Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Rejang Lebong berkumpul di RSUD Curup, Jalan Dua Jalur Provinsi Bengkulu. Mereka seluruhnya melakukan vaksinasi Covid-19 dosis I, dipimpin langsung oleh Ketua PWI Rejang Lebong, Nur Muhammad.
Kegiatan vaksinasi tersebut dilakukan, selain dalam rangka menyukseskan program pemerintah, juga sebagai garda terdepan penyampai informas, seorang jurnalis sangat rentan tertular Covid-19. Karena, setiap hari harus turun ke lapangan dan berkomunikasi dengan banyak orang. Sebab itulah, resiko tertular Covid-19 sangat tinggi. Maka, sebagai langkah antisipasi sangat perlu melindungi diri agar tidak tertular. Selain menerapkan protokol kesehatan yang ketat, langkah vaksinasi sudah sangat tepat.
"Yang didaftarkan menerima menerima vaksin sebenarnya 20 orang. Tetapi, satu orang berhalangan hadir, dan satu orang lagi setelah dilakukan screening tidak layak menerima vaksin," ujar Nur Muhammad.
Reaksi Tubuh Setelah Divaksin
Awal sekali sebelum disuntik vaksin, peserta vaksin diminta untuk melakukan registrasi, menulis nama lengkap, nomor handphone dan riwayat penyakit.
Kedua, seluruhnya melakukan screening tes. Untuk mengetahui tensi darah, kadar gula darah, detak jantung, suhu tubuh dan lainnya.
Jika setelah melakukan screening dinyatakan memenuhi syarat atau layak, maka tahap selanjutnya adalah penyuntikan vaksin Covid-19. Pada saat menjalani screening tes ini hasilnya bermacam-macam. Ada yang detak jantungnya cukup cepat, karena cemas. Maklum, jurnalis juga seorang manusia. Ada rasa khawatir, bimbang, apalagi informasi yang diterima juga bermacam-macam. Cukup mengganggu pikiran. Akan tetapi, keyakinan bahwa vaksin Sinovac aman dan halal lebih besar dari keragu-raguan. Apalagi sudah banyak pendapat para ahli dan lembaga resmi yang menyatakan bahwa vaksin ini aman bagi tubuh. Bahkan MUI juga telah mengeluarkan sertifikat kehalalannya.
Pada saat penyuntikan, banyak jurnalis yang menerima vaksin mengaku tidak merasakan sakit saat disuntik. Apalagi petugas medis yang menyuntik sangat ramah, para jurnalis diajak bersenda gurau, sehingga hilang rasa cemas. Tanpa terasa, jarum suntik sudah cabut.
Usai disuntik, penerima vaksin menjalani observasi selama 30 menit di ruangan yang sudah disiapkan. Observasi ini untuk melihat gejala klinis yang muncul setelah pemberian vaksin atau KIPI (Kejadin Ikutan Pasca Imunisasi). Selama masa observasi itu, petugas memantau gejala klinis yang muncul pasca pemberian vaksin.
Selama menjalani observasi, rata-rata penerima vaksin tidak merasakan efek yang berarti. Hanya saja, ada yang merasakan lapar dan mengantuk. Ada juga beberapa jam setelah divaksin mengalami kepala pusing. Tetapi, setelah dibawa istirahat pusingnya pun hilang.
Penanggung jawab vaksinator RSUD Curup, dr Rini Karmila menyampaikan, hingga 15 Maret 2021 pihaknya telah memberikan vaksin kepada 800 orang warga Rejang Lebong. Hingga saat ini tidak ada laporan warga yang merasakan efek cukup berat. Hanya efek ringan saja.
“Biasanya efek yang terjadi setelah divaksin yaitu gatal, bengkak dan nyeri di lokasi penyuntikan dan demam, namun sejauh ini tidak ada keluhan berat. Kami mengimbau, setelah divaksin agar memperbanyak minum air putih,” pungkas dr Rini.
Editor: Iman Kurniawan