Kisah Putra Rejang Lebong Bengkulu, Akhadiat Denny, Jadi Musisi Papan Atas di Malaysia
Gitaris Band Mojo Malaysia, Akhadiat Deni
KOPICURUP.ID - Mungkin belum banyak yang mengenal nama Akhadiat Denny di Indonesia, khususnya di Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, tempat dia dilahirkan. Namun, di Malaysia, namanya sangat terkenal.
Akhadiat Denny, lahir pada tanggal 9 Desember 1981 di Talang Benih, Curup Rejang Lebong, dikenal sebagai seorang musisi sebagai gitaris Band Mojo, Malaysia.
Band Mojo adalah salah satu band terkenal di Malaysia yang sudah menciptakan beberapa lagu hit dan memiliki banyak penggemar di Malaysia, serta sudah beberapa kali meraih penghargaan di dunia musik. Jika di Indonesia, mungkin popularitas Band Mojo bisa dibilang setara dengan Armada Band.
Akhadiat Denny mulai mendapatkan ketenaran dan dikenal di Malaysia setelah bergabung dengan Band Mojo di sana.
Bersama Mojo Band Malaysia, Akhadiat Denny meraih beberapa penghargaan, termasuk penghargaan bergengsi sebagai "Artis Pendatang Baru Terbaik" di Malaysia.
Selain itu, lagu yang dia ciptakan berjudul "Dahsyat", yang dinyanyikan oleh Band Mojo, meraih popularitas yang tinggi dan mendapatkan lebih dari 15 juta pengunjung di platform YouTube.
Selain "Dahsyat", lagu ciptaan Akhadiat Denny yang berjudul "Dari Jauh Saja" juga pernah dinyanyikan oleh Khai Bahar, seorang aktor dan penyanyi terkenal di Malaysia.
Dalam wawancara dengan kopicurup.id, Akhadiat Denny menceritakan perjuangannya sebelum mencapai kesuksesan saat ini. Dia mengungkapkan bagaimana ia mengalami kegagalan dan harus menghadapi tantangan sebagai seorang musisi.
Baja Juga: 6 Artis Nasional Kelahiran Bengkulu, Salah Satunya Pemeran Dunia Terbalik
Akhadiat Denny mengisahkan, tidak tertarik dengan pelajaran seni saat masih bersekolah di SD dan SMP. Namun, ketertarikannya terhadap musik tumbuh saat ia bersekolah di SMA Negeri 6 Bandung, Jawa Barat. Di sinilah dia mulai mendalami dan menggeluti dunia musik.
Setelah lulus SMA pada tahun 2000, Akhadiat Denny melanjutkan pendidikannya di Universitas Pasundan Bandung dengan mengambil jurusan Seni Musik. Di sana, kemampuannya dalam bermusik semakin berkembang dan ia memiliki kesempatan untuk menjalin hubungan dengan berbagai musisi.
Selama berada di Bandung, Akhadiat Denny pernah menjadi operator studio rekaman dan anggota kru band. Hal ini memperluas jaringan pergaulannya.
Dia juga pernah menjadi gitaris sesi untuk drummer Ada Band, Eel Ritonga, dan gitaris sesi Duo Maia.
Pada tahun 2010, Akhadiat Denny mendapatkan pekerjaan sebagai komposer musik atau pemrogram di KRU Studios, perusahaan terkenal di Malaysia. Di sana, ia bertanggung jawab membuat musik skoring untuk film-film bioskop dan mengaransemen musik untuk berbagai musisi di Malaysia.
Hingga akhirnya, Akhadiat Denny memiliki kesempatan untuk mengembangkan karirnya di Malaysia. Dia bergabung dengan Band Mojo.
Akhadiat Denny bersama personil Band Mojo
Selain sebagai gitaris, Akhadiat Denny juga dikenal sebagai programer atau komposer musik. Pada tahun 2019, dia menerima tawaran untuk bergabung dengan perusahaan terkenal bernama Durio SDN BHD sebagai programer musik atau komposer musik.
Salah satu proyek musik yang ditangani oleh Akhadiat Denny di perusahaan tersebut adalah menciptakan musik untuk film animasi yang terkenal, yaitu Omar dan Hana, yang juga populer di Indonesia.
Baca Juga: Orang-orang Top dari Bengkulu
Akhadiat Denny mengungkapkan bahwa awalnya dia bercita-cita menjadi seorang gitaris yang terkenal. Namun, dia menyadari bahwa kemampuannya dalam mengkomposisi musik dan mengaransemen musik telah menyelamatkan hidupnya.
Dia berpesan kepada para musisi bahwa mereka harus memiliki ketekunan dan tidak mudah menyerah. Sebagai seorang musisi, mereka harus berjuang untuk mewujudkan cita-cita mereka dan terus belajar dalam bidang musik.
Akhadiat Denny juga mengingatkan bahwa menjadi seorang musisi tidak selalu berarti menjadi artis terkenal. Mereka dapat mengejar karir lain yang terkait dengan musik, seperti menjadi guru musik atau komposer musik.
Dia menyarankan agar para musisi mempelajari perangkat lunak pemrograman musik dan mengasah keterampilan dalam mengaransemen musik. Dia juga menekankan pentingnya menggunakan media sosial untuk mempresentasikan karya musik mereka dan berfokus pada kualitas karya, bukan sekadar ingin menjadi terkenal.
Akhadiat Denny mengakhiri pesannya dengan mengatakan bahwa tidak semua orang dilahirkan sebagai bintang rock. Cinta pada musik bukanlah tentang menjadi terkenal. Jika seseorang mencintai musik dengan tulus, rezeki akan mengikuti dengan sendirinya, meskipun tidak sebagai artis terkenal.
Terakhir, Akhadiat Denny ingin memberikan motivasi kepada para pembaca bahwa perjalanan menjadi seorang musisi adalah tentang kesabaran, ketekunan, dan dedikasi. Ia sendiri telah mengalami berbagai rintangan dan kegagalan sepanjang perjalanan karirnya, tetapi dia tidak pernah menyerah.
Dia mengingatkan bahwa kesuksesan tidak datang dengan instan, tetapi membutuhkan waktu dan upaya yang konsisten. Sebagai musisi, penting untuk terus belajar dan mengasah keterampilan, serta menjalin kolaborasi dengan para profesional di bidang musik.
Akhadiat Denny juga menggarisbawahi pentingnya menjadikan persaingan sebagai inspirasi dan motivasi untuk terus meningkatkan kemampuan. Melalui kerja sama dengan sesama musisi, kita dapat saling mendukung dan tumbuh bersama dalam industri musik.
Ia mendorong para pembaca untuk menjelajahi berbagai peluang yang ada dalam dunia musik, seperti menjadi komposer, produser, atau berperan di belakang layar. Setiap peran memiliki keunikan dan memberikan kontribusi yang berharga dalam menciptakan karya-karya musik yang berkualitas.
Akhir kata, Akhadiat Denny mengajak semua orang untuk mencintai musik dengan sepenuh hati dan menjalani perjalanan musik mereka dengan penuh semangat. Sebuah karir di dunia musik dapat memberikan pengalaman yang tak ternilai dan membawa kebahagiaan yang sejati.***
